Sak Mangkok = Rp. 6000

Senin, 06 Juni 2011

Pak "DUL" Soto BR





Dino iki pembahasane ancen rodok nyeleneh titik rek, yoiku Tukang Soto sing biasa sliweran nang kawasan BR & Sekitarnya. Pakdhe siji iki akrab nang arek-arek dgn sebutan "Pak Dul".


Sedikit cerito tentang Pak Dul, soale ono' hal unik teko wong siji iki. Sa'marine Isya' menjelang jam 8 bengi, aku karo arek-arek waktu iku lagi nyruput kopi nang GIRASETAN (Giras Etan gg.4) nyambi ngobrol ngalor-ngidul gak karuan. Lha pas lagi asyik ngobrol karo wong-wong mesakat, Teko koncoku sing jenenge >>Gombez Cilik<< dengan wajah kesusu de'e takon nang aku, "es, Pak Dul durung lewat kene yo??" yo langsung ae tak warah durung (wong sak ancen durung lewat).
SHARE TWEET

Miliarder Inggris Ini Buta Huruf


Andreas Panayiotou memiliki kerajaan properti senilai 400 juta poundsterling (Rp 5,5 triliun) dan menduduki peringkat 200 orang terkaya di Inggris. Pada Jumat (3/6/2011), dia membuat pengakuan mengejutkan. “Saya tidak bisa membaca,” katanya.


Ayah lima anak itu bukannya tidak mau belajar membaca. “Waktu kecil saya berusaha keras agar bisa membaca,” kata lelaki 45 tahun itu. Dia memutuskan berhenti sekolah pada umur 14 tahun.

Di luar masalah disleksia, Panayiotou tak membantah bahwa dia benci membaca waktu masih kecil. “Jadi setelah dewasa saya punya cara tertentu untuk menghindarinya.”

Jadi dia memiliki trik khusus untuk mengakali kelemahannya itu. “Saya memiliki daya ingat yang luar biasa, photographic memory. Saya mengenali bentuk untuk mengenali sebuah kata, tanpa perlu bisa membaca,” ujarnya.
SHARE TWEET

FALSAFAH GATOLOCO

Minggu, 05 Juni 2011

Ngemot Falsafah Kawruh Kawaskitan

Miturut babon aslinipun
Kagubah dening :  Prawirataruna
Ing awale abad 20 Masehi

Katiti-pariksa
Sarta kasalinan aksara Latin
Dening : R. Tanoyo

Penerbit S. Mulyo, Solo

 

Purwaka



PUPUH I
Mijil

Prana putek kapetek ngranuhi, wiyoganing batos, raosing tyas karaos kekese, taman bangkit upami nyelaki, rudah gung prihatin, nalangsa kalangkung.


Yroning kingkin sinalamur nulis, serat Gatoloco, cipteng nala ngupaya leyare, tar len muhung mrih ayeming galih, ywa kalatur sedih, minangka panglipur.

SHARE TWEET

Kampung Darmo Ramai sejak Dulu

Jumat, 03 Juni 2011

Salah satu kampung lama di Surabaya dengan beragam catatan sejarah adalah Kampung Darmo. Berlokasi di sisi selatan yang hampir berhimpitan dengan pusat kota Surabaya, membuat Kampung Darmo menjadi salah satu pintu `masuk` bagi setiap orang yang hendak ke tengah kota.

Banyak bangunan lama di Kampung Darmo bernilai sejarah tinggi dan masuk dalam kawasan cagar budaya sehingga mesti dilindungi dan dirawat. Bangunan kuno itu tak hanya rumah tapi juga perkantoran atau instansi, bahkan yang memiliki fungsi strategis.

Salah-satunya, di sisi selatan Kampung Darmo, tepatnya di JalanSetail, ada Kebun Binatang Surabaya (KBS). Di sisi barat, ada pusat pendidikan tentara Pangkalan Marinir (Lanmar) Surabaya, yakni di Jalan Opak. Lanmar ini sudah ada sejak dahulu kala. Sedangkan di bagian timur ada makam Mbah Bungkul; lantas di bagian utara berdiri sejumlah rumah peninggalan Belanda.
SHARE TWEET

DARMAGANDHUL

Kamis, 02 Juni 2011

Carita adege nagara Islam ing Demak bedhahe nagara Majapahit kang salugune wiwite wong Jawa ninggal agama Buddha banjur salin agama Islam.
* * *

Gancaran basa Jawa ngoko;
Babon asli tinggalane KRT Tandhanagara, Surakarta;
Cap-capan ingkang kaping sekawan, 1959;
Toko Buku “Sadu-Budi” Sala.
BEBUKA
Sinarkara sarjunireng galih, myat carita dipangiketira, kiyai Kalamwadine, ing nguni anggeguru, puruhita mring Raden Budi, mangesthi amiluta, duta rehing guru, sru sĂȘtya nglampahi dhawah, panggusthine tan mamang ing lair batin, pinindha lir Jawata.

Satuduhe Raden Budi ening, pan ingembun pinusthi ing cipta, sumungkem lair batine, tan etung lebur luluh, pangesthine ing awal akhir, tinarimeng Bathara, sasedyanya kabul, agung nugraheng Hyang Suksma, sinung ilham ing alam sahir myang kabir, dumadya auliya.


Angawruhi sasmiteng Hyang Widdhi, pan biyasa mituhu susetya, mring dhawuh weling gurune, kedah medharken kawruh, karya suka pireneng jalmi, mring sagung ahli sastra, tuladhaning kawruh, kyai Kalamwadi ngarang, sinung aran srat Darmagandhul jinilid, sinung tembang macapat.
SHARE TWEET

Nuansa Pedesaan di Kampung Sumur Welut

Rabu, 01 Juni 2011

Kental Budaya Jawa


Kampung Sumur Welut sebagian besar adalah kawasan pertanian. Saat masuk kampung ini akan terlihat disepanjang jalan bernuansa pedesaan. Mulai dari jalan yang sepi, rumah warga, udara sejuk, hingga pemandangan sekitar masih rimbun dengan pepohonan dan persawahan.


Secara kehidupan sosial, kampung ini masih kental dengan budaya-budaya pedesaan. Contohnya saja bahasa mereka mayoritas masih banyak yang menggunakan bahasa jawa halus atau yang akrab di sebut dengan bahasa krama inggil, hanya warga pendatang saja yang sudah lancar berbahasa Indonesia itupun hanya segelintir saja.


Selain itu warga masih percaya akan budaya-budaya ruwat desa, setiap panen sawah atau pada bulan Agustus mereka mengadakan ruwatan atau sedekah bumi. “ Biasanya acaranya diadakan bertepatan dengan malam syukuran 17 Agustus,” tutur Suparto (67) sesepuh Kampung Sumur Welut.
SHARE TWEET
 

My Twitter