Ikhlas itu Indah

Minggu, 31 Oktober 2010

Hujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Pandangannya menyapu ke arah halaman masjid, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.
Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. ‘Apa dosaku ya?’ ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.
Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.
‘Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.’ (QS. At-Thuur : 21).
sumber : ferdiansyah   http://inspirenight.blogspot.com/2010/09/ikhlas-itu-indah.html


Read more: http://www.resensi.net/ikhlas-itu-indah/2010/10/28/#more-850#ixzz14BqNQnwH
SHARE TWEET

Pura-pura itu sesuatu yang perlu.

Sabtu, 30 Oktober 2010


Apa yang anda pikirkan jika anda mendengar sebuah nasihat seperti ini?
“Berpura-puralah seolah-olah sudah menjadi orang baik”
Loh… kok kita malah harus berpura-pura ? bukankah pura-pura itu menipu ?
Jangan salah sangka dulu, karena pada kalimat tersebut mengandung pesan kuat, bahwa pribadi ini dengan rendah hati, menyadarai bahwa dirinya belum sampai pada target yang baik. Dan mohon dibedakan dengan kalimat “pura-pura baik” yang memiliki makna sifat negatif karena mengandung kepalsuan.
Jadi intinya jika kita belum menjadi apa yang kita inginkan (yang baik tentunya), maka berlakulah seolah-olah sudah menjadi atau akan menjadi pribadi yang kita inginkan tersebut. Apabila kita konsisten pura-pura seolah-olah sudah menjadi, lama-lama kita kita akan menjadi terbiasa. Dan tanpa kita sadari, kita sudah menjadi pribadi yang kita inginkan tersebut.
Pura-pura adalah cara untuk membangun
kualitas pribadi yang lebih dewasa
yang lebih tinggi kelasnya.
Karena orang-orang yang berada pada kelas dibawah,
tidak memiliki kualitas-kualitas untuk ditampilkan
pada pergaulan kelas diatasnya.

Berpura-pura tidak negatif,
Karena berpura-pura adalah cara untuk membayar dimuka
sesuatu kedewasaan yang kita belum miliki.

Berpura-pura untuk tidak takut, tidak nervous
tampil di lingkungan yang lebih senior,
bukan sebuah dosa, bukan sebuah penipuan
tetapi upaya penyelamatan diri,
sehingga kita bisa tampil pada kedewasaan yang belum kita miliki.

Pura-pura itu sesuatu yang perlu,
dan mohon dibedakan dari kepalsuan

Bagaimana dengan anda? Apakah Anda memiliki pengalaman berpura-pura seolah-olah sudah menjadi orang baik ?


By. Mario Teguh: Heal The World
Tips : Agar Tambah Semangat Kerja
SHARE TWEET

FALSAFAH HIDUP KEJAWEN

Selasa, 26 Oktober 2010

Dasar-dasar Falsafah Hidup Kejawen: Hanggayuh Kasampurnaning Hurip, Bèrbudi Bawaleksana, Ngudi Sejatining Becik

 

Ketuhanan

1. Pangeran iku siji, ana ing ngendi papan langgeng, sing nganakake jagad iki saisine, dadi sesembahane wong sak alam kabeh, nganggo carane dhewe-dhewe. (Tuhan itu tunggal, ada di mana-mana, yang menciptakan jagad raya seisinya, disembah seluruh manusia sejagad dengan caranya masing-masing)

SHARE TWEET

WAYANG; Upaya Nenek Moyang Menggapai Kesadaran Rahsa Sejati

Selasa, 19 Oktober 2010

WAYANG
KARYA ASLI LELUHUR BANGSA
Sebagai Falsafah “Gumêlaring-Bawáná”



Wayang yang dikenal oleh masyarakat Jawa, memiliki beberapa jenis antara lain Wayang Kulit atau Wayang Purwa terbuat dari kulit kerbau, Wayang Klithik bentuknya pipih terbuat dari kayu,  Wayang Golek terbuat dari bahan dasar kayu, kain dll, dan Wayang Orang bahan bakunya paling aneh, namun sungguh kenyataan, benar-benar terbuat dari manusia hidup-hidup  Lho, hii..!!
SHARE TWEET

NILAI HAKEKAT MISTIK KEJAWEN

Selasa, 12 Oktober 2010

“Urip ing ngalam dunya, ora liya mung pinangka kanggo netepi titahing Gusti”

PUCUNG (Sembah Jiwa/Hakekat)
33.
Ngelmu iku
Kalakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budaya pangekese dur angkara
Ilmu (hakekat) itu diraih dengan cara menghayatinya dalam setiap perbuatan, dimulai dengan kemauan.
Artinya, kemauan membangun kesejahteraan terhadap sesama,
Teguh membudi daya Menaklukkan semua angkara
SHARE TWEET
 

My Twitter