Kampung Darmo Ramai sejak Dulu

Jumat, 03 Juni 2011

Salah satu kampung lama di Surabaya dengan beragam catatan sejarah adalah Kampung Darmo. Berlokasi di sisi selatan yang hampir berhimpitan dengan pusat kota Surabaya, membuat Kampung Darmo menjadi salah satu pintu `masuk` bagi setiap orang yang hendak ke tengah kota.

Banyak bangunan lama di Kampung Darmo bernilai sejarah tinggi dan masuk dalam kawasan cagar budaya sehingga mesti dilindungi dan dirawat. Bangunan kuno itu tak hanya rumah tapi juga perkantoran atau instansi, bahkan yang memiliki fungsi strategis.

Salah-satunya, di sisi selatan Kampung Darmo, tepatnya di JalanSetail, ada Kebun Binatang Surabaya (KBS). Di sisi barat, ada pusat pendidikan tentara Pangkalan Marinir (Lanmar) Surabaya, yakni di Jalan Opak. Lanmar ini sudah ada sejak dahulu kala. Sedangkan di bagian timur ada makam Mbah Bungkul; lantas di bagian utara berdiri sejumlah rumah peninggalan Belanda.


Suasana sejuk terasa sekali saat berada di kawasan Kampung Darmo. Bisa dimaklumi karena pohon-pohon besar tumbuh mendominasi dan terawat di sana betapapun sudah mulai banyak bermunculan pusat pertokoan dan pemukiman baru di sana.

“Pohon-pohon besar di kawasan Darmo sudah ada sejak dulu. Keberadaannya menjadi penyeimbang kondisi udara di sini. Sehingga meskipun lalu lintas ramai dan rumah-rumah baru muncul, kesegaran udara masih bisa terpelihara di Kampung Darmo,” kata Agung, warga setempat.

Selain KBS dan Lanmar, di antara beberapa cagar budaya yang masih kokoh berdiri di Kampung Darmo adalah Rumah Sakit (RS) William Booth, RS Soemitro di Jalan Progo, Lapangan Thor dan Gelora Pantjasila di Jalan Padmosusastro, dan Masjid Al Falah.

Gelora Pantjasila menjadi saksi tua tentang perkembangan kota Surabaya di decade-dekade awalsetelah kemerdekaan. Di salah satu sudut stadion itu terdapat dua relief yang dibuat pada tahun 1965. Satu relief menceritakan tentang sejarah perjalanan olahraga di dunia. Sedangkan relief yang lain menggambarkan olahraga pada zaman purba dan masa modern.

Pada saat diresmikan tahun 1966 oleh Gubernur ke-5 Jawa Timur Moh Wijono, Gelora Pantjasila memiliki fasilitas olahraga yang paling lengkap di Jatim pada masanya. Misalnya, ada fasilitas untuk olahraga polo air, kamar ganti atlet, ruang kesehatan, ruang wartawan, musala, ruang mekanik dan fasilitas lainnya.
Dalam perjalanannya Gelora Pantjasila pernah berganti nama menjadi Gelora Suhartati. Nama ini diambil dari nama seorang atlet terjun payung asal Surabaya. Namun, akhirnya nama itu kembali berganti menjadi Gelora Pantjasila karena kata “Pantjasila” dinilai lebih memiliki nilai sejarah.

“Gedung ini bersejarah dan menjadi ikon Surabaya. Sayang, sekarang kondisinya cukup merana,” kata Ariyanto, Sekretaris Kelurahan Darmo.


Aset bersejarah lain yang ada di Kampung Darmo adalah KBS. Taman satwa ini adalah peninggalan Belanda, dibuat berdasarkan SK Gubernur Jenderal Belanda saat itu, tertanggal 31 Agustus 1916. Nama awalnya adalah Soerabaiasche Planten en Dierentuin atau Kebun Botani dan Binatang Surabaya. KBS didirikan oleh beberapa pecinta satwa yang dirintis seorang wartawan Belanda, HFK Kommer dan JP Moymaan. Saat itu mereka memelihara beberapa ekor satwa langka di halaman rumahnya di kawasan Kaliondo Surabaya.
Pada 31 Agustus 1917, taman satwa itu dipindah ke Jalan Taman Rindelan, Groedo (sekarang Pandegiling). Selanjutnya, pada 1920 Perusahaan Kereta Api Uap Jawa Timur atau Oost Java Stoomtram Matschappiy (OJS) mengusahakan sebidang tanah seluas 8 hektare di sebelah stasiun trem Wonokromo sebagai area kebun binatang. Kemudian, namanya pun berubah menjadi Soerabaiasche Dierentuin atau di-indonesia-kan berarti Kebun Binatang Surabaya.

Pada perkembangannya, taman satwa ini terus mengembangkan lokasinya hingga kemudian menjadi seluas lima belas hektar, yang meliputi hingga wilayah Darmo –sebagaimana kondisi saat ini.

Sebagai ikon Surabaya dan Jawa Timur, misi dan visi KBS untuk kepentingan konservasi, pendidikan, penelitian dan rekreasi bagi masyarakat. Selain sebagai kawasan konservasi flora dan fauna, KBS sekaligus berfungsi seperti hutan kota.

Kampung Darmo memang sangat stretegis. Karena itu pula, kawasan ini dipilih sebagai tempat tinggal para pejabat penting di Surabaya dan Jawa Timur. Lihat saja rumah dinas Pangdam V Brawijaya dan Kapolda Jatim, keduanya berlokasi di kawasan Kampung Darmo.

Hanya saja di Kampung Darmo belum ditemukan satu tetenger yang menceritakan sejarah keberadaan kawasan itu. Tapi warga cukup bangga dengan adanya makam Mbah Bungkul yang bertempat di Kampung Darmo. “Makam Mbah Bungkul hingga kini menjadi tujuan para peziarah,” kata Ariyanto.

Seiring perjalanan waktu, makam Mbah Bungkul atau Ki Supo semakin ramai. Pemkot Surabaya bahkan membuat sejumlah fasilitas untuk meramaikan kawasan makam Mbah Bungkul sehingga kemudian lebih dikenal sebagai Taman Bungkul.

“Kalau ke Surabaya dan belum berkunjung ke makam Mbah Bungkul, berarti belum lengkap,” kata Mbah Jo, salah satu pengunjung makam Mbah Bungkul.
SHARE TWEET

1 komentar:

pak muliadi mengatakan...

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


 

My Twitter